Kamis, 30 Agustus 2012

Sukarno peternak kelinci yang sukses mengembangan kelinci jenis New Zealand




 Kisah keberhasilan peternak kelinci yang berada di dusun klabaran, ngablak, magelang jawa tengah ini membuatku untuk mencoba mencari dan menemukan rumah beliau. Pada kunjungan kali ini merupakan pertemuan yang kedua kalinya saya dengan Bapak Sukarno, sosok pribadi yang ramah yang selalu menyambut tamu dengan antusias dan tak segan-segan memberikan informasi kepada tamu entang budidaya kelinci. Di samping rumahnya terdapat jajaran kandang kelinci bertingkat dengan sistem perkandangan yang sederhana tapi cukup bagus sistem sanitasinya, sistem pembuanga kotoran dan urin di tampung jadi satu melalui instalasi sederhana sehingga bau kotoran dan urin tidak begitu menyengat. Menurut pak karno pakan yang ia berikn berupa campuran ampas tahu, brand dan bekatul, sedang hijauan diberikan berupa sisa sayuran dimana disekitar wilayahnya merupakan sentra sayuran. urin dan juga kotoran sudah ada yang ngambil untuk dijadikan pupuk sayuran atau tanaman lain. Saat ini beliau sedang mengembangkan kelinci jenis white new zealand. Ketika saya masuk bersama beliau di kandang koloni kelincinya terlihat kelinci-kelinci warna putih yaitu white new zealand yang beliau dapat dari BaLitnak Bogor (Balai Penelitian Ternak) sebanyak 4-6 ekor kira-kira 2-3 tahun lalu dan sekarang sudah berhasil menjadi 80an induk dan ratusan anakaan. Bapak karno bercita-cita untuk mengisi semua kandangnya dengan kelinci jenis ini karena menurut beliau perkembanganya cukup cepat, sebagai contoh 1 induk biasa melahirkan 8-12 anak dan tingkat mortalitas/kematian anak rendah. Umur 35-40 hari di sapih dan induk bisa dikawinkan lagi. Tak terasa matahari sudah tergelincir ke arah barat yang berarti saya harus segera berpamitan karena masih ada 2 pasien lagi menantiku. Sekian pengalaman saya kali ini.

Rabu, 29 Agustus 2012

Bapak Tua Penjual Amplop Itu (Mengharukan)

sumber: http://gizanherbal.wordpress.com/2011/11/23/cerita-bapak-tua/

Bapak Tua Penjual Amplop Itu

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.
Kehadiran bapak tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran bapak tua itu.
Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat bapak tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu bapak itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri bapak tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkusa plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi bapak tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.
Bapak itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.
Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Bapak itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Bapak cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si bapak tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, bapak tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.
Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat bapak tua itu untuk membeli makan siang. Si bapak tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “bapak-bapak tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.
Si bapak tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.
Dalam pandangan saya bapak tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si bapak tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.
Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si bapak tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si bapak tua.
Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si bapak tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.
(Sumber: http://rinaldimunir.wordpress.com/2011/11/19/bapak-tua-penjual-amplop-itu/)

Kakek Penjual Dawet


Dan penjual dawet itupun memikul dagangannya dengan bahu kanan. Dia berjalan perlahan melewati pinggiran jalan raya yang penuh dengan truk dan mobil berkecepatan tinggi. Dia tergesa-gesa mengejar adzan jum’at berkumandang. Tinggal seratus meter lagi menuju masjid. Lelaki tua itu, lelaki tak kenal lelah. Memasuki pelataran masjid. Membasuh tubuhnya dengan air wudhu dan sesekali meminum air itu. “daripada minum dawet, lebih baik aku minum air masjid ini”, begitu mungkin pikirnya.
Aku memandangnya dari jauh. Kulihat sesekali dia menoleh ke barang dagangannya. Takut ada yang mencuri mungkin. Maklumlah, modal yang dipakai pas-pasan. Jangan sampai dagangannya hilang atau rusak oleh ulah tangan jahil. Ketika adzan jum’at berkumandang. Dia memilih sholat di dekat dagangannya.
Kasihan engkau kakek. Di umur senjamu, engkau masih harus bekerja keras sendiri. Dimana anak cucumu kek?
Bahkan ketika sholat jum’at telah selesai. Sang kakek duduk di dekat dagangannya. Berharap ada satu atau dua jamaah yang menoleh dan membeli es dawetnya. Sayang beribu sayang. Mungkin jum’at ini bukan jum’at yang baik baginya. Tak satupun jamaah masjid membeli. Jangankan membeli, menolehpun tidak. Kakek itu hanya terpaku melihat satu per satu jamaah keluar dari halaman masjid.
Peluh mulai membasahi tubuhnya. Bayangan akan lembaran uang lenyap bersamaan dengan sepinya masjid itu….
Aku… yang sedari tadi duduk di halaman masjid, hanya diam tak bergerak. Kuamati sampai berapa lama sang kakek akan bertahan di pelataran masjid itu.
Masjid mulai sepi. Hampir semua jamaah telah pulang. Yang tersisa hanyalah takmir masjid dan beberapa pengurus masjid yang sibuk menghitung uang hasil infak para jamaah. Sang kakek menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak ada lagi jamaah tersisa. Tinggal aku dan motor plat merahku. Akupun hanya terdiam. Ingin aku membeli es dawetnya. Tapi apa daya, satu-satunya uang sepuluh ribuan yang kubawa, telah kumasukkan ke dalam kotak infak masjid. Sementara pengurus masjid sibuk menghitung infak, sang kakek harus sibuk menggotong kembali barang dagangannya yang tak laku sama sekali.
Sang kakek, dengan tatapan tegar. Kembali berjalan. Dia keluar dari pelataran masjid menuju ke arah utara, arah dimana rumah dinasku berada.
Kupacu motorku cepat. Kudahului sang kakek, kutunggu dia di depan puskesmas.
Dua puluh menit berlalu dan dari kejauhan, sang kakek akhirnya nampak. Kupanggil dia keras-keras.
“Paaak!!! Paaakk!!!!”
Dan sang kakek pun mendekat. Dia bertanya, “mau beli dawet ta nak?”
“iya”, jawabku mantap.
“berapaan pak satu gelasnya?”
“seribu nak”, jawabnya jujur.
Masya Allah!!!! Dawet segelas dijual cuman seharga seribu!!! Kapan balik modalnya coba!!!!”, batinku
“yasudah pak, sini masuk, saya mau beli”
Sang kakek berjalan mengikutiku masuk ke ruang rawat inap para pasien.
Singkat cerita. Aku membeli duapuluh gelas dawet untukku dan untuk para keluarga penunggu pasien.
Sang kakek melayani permintaanku dengan senyum mengembang di wajahnya. Kulihat gentong berisi air dawetnya mulai berkurang setengah. Masih sisa setengah lagi.
“sudah pak, berapa semuanya?”
“duapuluh ribu nak”, katanya berkaca-kaca.
“ini pak, bawa saja sisa kembaliannya”, kuserahkan lembaran limapuluh ribu ke tangan kakek itu.
Dan sang kakek bertanya, ‘lho berarti sampeyan shodakoh ini ke saya?”
“apalah kek itu namanya, intinya kembaliannya aku kasih buat kakek….”
“ini namanya shodakoh nak. Matur nuwun nak. Kulo doakan semoga sampeyan lancar rejeki”
“amin ya Allah”, jawabku singkat.
Sang kakek pun kembali memikul dagangannya. Kali ini jalannya semakin cepat. Mungkin karena bahagia atau karena berat gentong dawetnya sudah berkurang setengah.
Tak terasa air mata merembes di pelupuk mataku.
***
Dan tahukah engkau teman. Keesokan harinya, uang limapuluh ribu itu, dikembalikan dengan cara yang sangat ajaib oleh Allah. Dia kembali ke tanganku bukan lagi sebesar limapuluh ribu, melainkan satu juta. Rejeki yang sangat tidak aku perhitungkan bakal kudapat minggu ini. Dan berkat itu, aku bisa menabung 2,5 juta untuk minggu ini. Sejuta lebih banyak dibanding minggu2 sebelumnya.
Kakek….
Terimakasih atas doamu…
Sebenarnya bukan aku, melainkan engkau, yang memberi shodakoh.
Doamu, adalah pembuka pintu rejeki untukku.
Terimakasih banyak, kek….
Jetis, 23 juli 2011
Setelah sempat terlupa untuk mengucap syukur padaNYA
 (Sumber: http://alvast.multiply.com/journal/item/124)

Mereka juga punya cerita…











Diposting oleh Abu Fahd Negara Tauhid
http://gizanherbal.wordpress.com/2011/11/23/cerita-bapak-tua/

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!”



Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya…di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah.”
Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata, “Wah…angin surga, sungguh aku telah mecium bau surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”
Seorang Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?
Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau surga.’
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta Subhanallahu wa Ta’ala.
Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.”
Ia melanjutkan kisahnya,
“Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.
I. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
II. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
III. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
Subhanallah… sungguh indah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugrahkan kita Husnul Khatimah.
Saudara-saudara tercinta… kisah belum selesai…
Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang ter-larang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga.
Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU’.”
Aku katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,
‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.’ (Fushshilat: 30-32).”
(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN KARYA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-QAHTHANI, PENERBIT DARUL HAQ, TELP.021-4701616 sebagai yang dinukil dari Qishash wa ‘Ibar karya Doktor Khalid al-Jabir)
alsofwah.or.id

Sabtu, 25 Agustus 2012

Mengolah Limbah Ternak Kelinci menjadi Pupuk Organik


Usaha peternakan kelinci selain menghasilkan produk utama berupa daging, bulu (wool), dan kulit bulu (fur), juga menghasilkan produk sampingan berupa limbah yaitu feses (kotoran) dan sisa-sisa pakan, limbah tersebut apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, Feses kelinci dan sisa-sisa pakan berupa konsentrat (pellet) dan hijauan merupakan limbah organik yang masih banyak mengandung unsur-unsur nutrisi yang cukup tinggi. Limbah tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan atau diolah menjadi bahan yang lebih berguna dan mempunyai nilai ekonomis
Salah satu cara pengolahan limbah organik yang cukup sederhana yaitu dengan teknologi pengomposan (composting). Pengomposan adalah proses perombakan (dekomposisi) bahan-bahan organik dengan memanfaatkan peran atau aktivitas mikroorganisme. Melalui proses tersebut, bahan-bahan organik akan diubah menjadi pupuk kompos yang kaya dengan unsur-unsur hara baik makro ataupun mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman.
Proses pengomposan pada umumnya dilakukan secara konvensional yaitu yang dilakukan secara alami tanpa bantuan aktivator sehingga prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu untuk mempersingkat waktu, maka proses pengomposan dilakukan dengan menambahkan aktivator kedalam bahan komposan. Aktivator merupakan bahan yang dapat mempercepat proses pengomposan atau perombakan bahan-bahan organik. Salah satu bahan aktivator yang sudah lama dikenal dan banyak beredar di pasaran yaitu EM4 (Effective Mikroorganisms4). EM4 adalah suatu bahan aktivator berupa larutan yang mengandung mikroorganisme fermentatif yang dapat bekerja secara efektif dalam merombak bahan-bahan organik. EM4 (Effective Mikroorganisms4) ialah suatu kultur campuran mikroorganisme bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi (yeast), danActinomycetes (APNAN, 1995), sedangkan menurut Wididana dan Higa (1993), EM4 merupakan suatu kultur campuran dalam medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan, berbau asam, dan terdiri atas bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Actinomycetes, khamir (ragi), dan jamur yang semuanya menguntungkan.
Feses kelinci maupun sisa-sisa pakan berupa konsentrat (pellet) merupakan limbah organik yang banyak mengandung unsur nitrogen (N), sedangkan untuk mencapai nisbah C/N yang ideal dalam proses pengomposan diperlukan campuran bahan organik lainnya yang mengandung sumber karbon (C). Salah satu bahan organik yang mengandung sumber karbon yang cukup tinggi yaitu serbuk gergaji albasia. Serbuk gergaji albasia adalah limbah organik yang berasal dari hasil penggergajian kayu albasia (Albizzia falcata). Nisbah C/N merupakan perbandingan unsur karbon dan nitrogen yang terdapat dalam suatu bahan organik. Kedua unsur tersebut digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan bahan sintesis sel-sel baru. Nisbah C/N sangat penting untuk diperhatikan karena berpengaruh langsung terhadap kehidupan mikroorganisme yang berperan dalam proses pengomposan. Nisbah C/N dalam bahan komposan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat laju pertumbuhan mikroorganisme, akibatnya proses pengomposan menjadi terganggu dan berjalan lambat sehingga akan berpengaruh terhadap produksi dan penyusutan bahan komposan.
Di dalam pengomposan akan terjadi perubahan yang dilakukan oleh mikroorganisme, yaitu berupa penguraian selulosa, hemiselulosa, lemak, serta bahan lainnya menjadi karbondioksida (CO2) dan air. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, maka bobot dan isi bahan dasar kompos akan menjadi berkurang antara 40 – 60 %, tergantung bahan dasar kompos dan proses pengomposannya (Musnamar, 2007), sedangkan menurut Yuwono (2005), pengomposan secara aerobik akan mengurangi bahan komposan sebesar 50 % dari bobot awalnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses biologis dalam pengomposan adalah nisbah C/N, kadar air, ketersediaan oksigen, mikroorganisme, temperatur, dan pH, namun dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan tersebut yang terpenting adalah rasio unsur C dan N dalam bahan komposan (Merkel, 1981). Menurut Yuwono (2005), Kisaran perbandingan unsur C dan N dalam bahan komposan yang optimum untuk proses pengomposan ialah antara 25 – 30 merupakan nilai perbandingan unsur C dan N yang terbaik sehingga bakteri dapat bekerja sangat cepat. Sedangkan menurut Djuarnani, dkk. (2005) proses pengomposan yang baik rasio C/N antara 20 – 40, namun rasio C/N yang ideal bagi kehidupan mikroorganisme dalam proses pengomposan ialah sebesar 30 (Kadar air (kelembaban) yang ideal untuk proses pengomposan adalah sebesar 50 – 60 %, dengan pH optimum antara 6 – 8.
(Dari berbagai sumber-wd)
www.kopnakci.blogspot.com

Kamis, 02 Agustus 2012

Mari peduli Muslim Rohingya di myanmar



Bismilahirohmanirohim.......................
Melalui blog ini pemilik blog sangat merasa terketuk hatinya untuk membuat entri tentang nasib muslim rohingya yang dirampas hak hidup mereka hak asasi manusia mereka. Mereka muslim umat islam yang minoritas di negara yang mayoritas beragama buddha.
Pemilik blog sangat mengutuk perbuatan pemerintah myanmar yang menurut beberapa sumber di internet banyak yang mengatakan bahwa pemerintah junta militer myanmar menembaki muslim rohingya dan menyeponsori adanya penindasan, penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran rumah muslim Rohingya.....................
Ya Allah SWT berilah ketabahan pada muslim rohingnya yang masih hidup kuatkanlah mereka menerima cobaan Mu......
Ya Allah SWT terimalah ruh orang muslim Rohingya yang telah gugur, syahid, membela harga diri mereka, semoga mereka mati dengan memegang iman didadanya.................
Ya Allah SWT bukakan mata hati semua Muslim dunia untuk bersimpati, membantu dengan kekuatan masing-masing, mendoakan Muslim Rohingya mengutuk kejadian tersebut dan bantulah mereka, tampunglah mereka itu kewajiban negara-negara yang bertetangga, negara-negara Islam dan semua rakyatnya.......


coba liat link ini untuk mengetahui siapa muslim Rohingnya itu dan bagaimana keadaan mereka
  http://myibrah.com/umat-islam-di-myanmar-di-seksa

Mari Bantu Muslim Rohingya

sulitnya meng upload entri tentang muslim Rohingya.....

Rabu, 01 Agustus 2012

 

Manfaat Daun Binahong

6
ciri-ciri khusus pada tumbuhan, ciri ciri khusus pada tumbuhan, cara memutihkan wajah dalam 1 minggu, daun piahong, daun binahong, manfaat daun nangka, manfaat soda api, khasihat daun ubi jalar, manfaat daun jeruk, manfaat daun insulin
Manfaat Daun Binahong
Khasiat Daun Binahong
Manfaat Daun Binahong Untuk Pengobatan Herbal - Manfaat Binahong Untuk Wajah yaitu bila terdapat jerawat maka dapat diobati dengan 6 lembar daun dan diminum setiap hari.
Manfaat Daun Binahong untuk Jerawat dan wajah
  • Ambil beberapa Daun binahong 5 daun atau lebih
  • Oleskan pada muka secara merata Terutama pada Jerawat
  • lalukan sebaiknya sebelum tidur
  • Lakukan beberapa kali sampai kulit wajah Halus
Untuk Hasil Maksimal, minumlah 5-6 Daun binahong bisa di Juz dan dicampur air satu gelas
Bisa dicampur dengan madu supaya rasa enak.
Ini sudah dibuktikan kebetulan anak tetangga ada yang jerawatan parah
Sudah pakai obat jerawatan ratusan ribu tapi belum beres itu jerawat
Alhamdulillah setelah dioleskan beberapa hari jerawat mulai berkurang.
Manfaat daun binahong adalah sebagai pengobatan herbal untuk mengobati berbagai macam penyakit berat dan penyakit ringan maag. Kategori penyakit berat adalah batuk/muntah darah, paru-paru, sesak nafas, kencing manis, borok akut, patah tulang, radang ginjal, darah rendah, gegar otak ringan dan gatal.
Sedangkan Manfaat Daun Binahong untuk kategori penyakit ringan adalah disentri, ambien, hidung mimisan, luka bakar, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, lemah syahwat, kelancaran haid serta menjaga stamina tubuh. Khasiat daun binahong yang sangat banyak ini bisa anda peroleh dengan berbagai cara, anda bisa mengunyah langsung daun ini atau bisa membuatnya menjadi ramuan maupun teh.
Saat ini daun binahong telah banyak diolah menjadi berbagai macam obat maupun kosmetik. Kita dapat dengan mudah menjumpai teh yang dibuat dari daun binahong. Teh daun binahong diolah dari daun binahong yang dikeringkan, jika kita ingin mengknsumsinya kita hanya perlu menyeduhnya dengan air panas.
Kandungan Manfaat Daun Binahong
Kandungan yang terdapat dalam daun binahong anara lain adalah antimikroba. Antimikroba pada daun binahong sangat reaktif terhadap beberapa kuman penyebab infeksi pada luka bakar maupun luka karena terkena benda tajam. Khasiat daun binahong yang luar biasa juga karena daun binahong mengandung asam askorbat yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Untuk pemakaian dalam meraciknya sebagai berikut:
ambil rhizoma (umbi) secukupnya, dicuci bersih, kemudian direbus, setelah dingin disaring dan hasilnya diminum 2-3 kali sehari, Cara ini untuk menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, kesegaran jasmani (tambah telur dan madu), mencegah stroke, asam urat dan sakit pinggang.
Namun dapat pula umbinya dikeringkan, lalu ditumbuk halus, kemudian dimasukkan dalam kapsul 0,5 mh dan diminum 3 kali sehari.
Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini untuk menyembuhkan memar karena terpukul, kena api (panas), rheumatik, pegal linu, nyeri urat, menghaluskan kulit.
Umbi dicampur bahan lain dengan cara direbus bersama daun sirih, temulawak dengan perbandingan ganjil: 7, 9, 13 untuk penyembuhan pembengkakan jantung, pembengkakan lever, kencing manis, kerusakan ginjal dan radang usus besar.
Batangnya untuk mengatasi kelemahan laki-laki, yaitu dengan cara diambil getahnya dioleskan pada penis, diamkan beberapa saat kemudian lakukan sanggama dengan istri. Kalau digodog dengan kencur (3 gelas menjadi 1 gelas) diminum tiap malam selama satu minggu.
Khasiat Daun Ajaib Binahong
jenis tanaman ini sangat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Beberapa lembar daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan segelas air dan diminum beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau diblender. Adapun khasiat dari daun tersebut sebagai berikut :
A. Kategori Penyakit berat :
  • Batuk/muntah darah : 10 lembar daun, diminum setiap hari
  • Paru-paru/bolong : 10 lembar daun, diminum setiap hari
  • Kencing manis : 11 lembar daun, diminum setiap hari
  • Sesak nafas : 7 lembar daun, diminum setiap hari
  • Borok akut(menahun) : 12 lembar daun, diminum setiap hari
  • Patah tulang : 10-20 lb daun, diminum setiap hari
  • Darah rendah : 8 lembar daun, diminum setiap hari
  • Radang ginjal : 7 lembar daun, diminum setiap hari
  • Gatal-gatal /eksim kulit : 10-15 lembar daun, diminum setiap hari
  • Gegar otak ringan/berat : 10 lembar daun, diminum setiap hari
B. Kategori Penyakit Ringan
  • Disentri/buang air besar : 10 lembar daun, diminum setiap hari
  • Ambeyen berdarah : 16 lembar daun, diminum setiap hari
  • Hidung mimisan : 4 lembar daun, diminum setiap hari
  • Habis bedah/operasi : 20 lembar daun, diminum setiap hari
  • Luka bakar : 10 lembar daun, diminum setiap hari
  • Kecelakaan/benda tajam : 10 lembar daun, diminum setiap hari
  • Jerawat : 8 lembar daun, diminum setiap hari
  • Usus bengkak : 3 lembar daun, diminum setiap hari
  • Gusi berdarah : 4 lembar daun, diminum setiap hari
  • Kurang nafsu makan : 5 lembar daun, diminum setiap hari
  • Kelancaran haid : 3 lembar daun, diminum setiap hari
  • Habis bersalin/melahirkan : 7 lembar daun, diminum setiap hari
  • Menjaga stamina tubuh : 1 lembar daun, diminum setiap hari
  • Penghangat badan : 5 lembar daun, diminum setiap hari
  • Lemah syahwat : 3-10 lb daun, diminum setiap hari

Diambil dari : http://manfaat.org/manfaat-daun-binahong#.UBjgoFZF_1U


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...