Minggu, 24 Mei 2009

kuncup rosella

Kuncup-kuncup bunga yang berwarna merah itu telah tumbuh dipohon didepan rumahku membuat lebih semarak hari-hari ketika aku berada dirumah bersama istri tercinta dan juga buah hatiku azizah.Bunga itulah yang dinamakan bunga rosela menurut orangtua saya dan juga nenek saya sebenarnya tanaman itu dulunya sekitar 30 tahunan yang lalu merupakan tanaman yang banyak dikebun dan pekarangan rumah. Menurut paman saya bunga itu sudah sering dimanfaatkan sebagai campuran minuman atau dimakan mentah-mentah karena rasanya yang asem-asem,kulit dari pohan ini yang bisa tumbuh sampai 2meteran ini bisa dipakai untuk membuat goni atau tikar pada waktu itu.
Sumber : http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=11&artid=1133

‘Hati-hati ketika mengkonsumsi minuman rosela dalam kemasan, bila warna merah semakin memudar, sebaiknya tidak dikonsumsi,’ kata Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Epartemen Ilmu dan Teknologi Pangan , Institut Pertanian Bogor. Penyebabnya pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan minuman Hibiscus sabdariff a tak cukup menjaga senyawa aktif di dalamnya. Khasiatnya menghilang seiring warna merah yang memudar.

‘Saya pernah melihat minuman rosela yang berwarna putih, seiring lamanya waktu penyimpanan’ kata Didah. Lantaran penasaran Didah pun mengujicoba musabab hilangnya pigmen merah. Hasilnya, rosela yang hanya dikemas botol transparan dan ditaruh di tempat terkena sinar matahari langsung, cepat berubah warna. Sebab, senyawa aktif rosela berupa antosianin mendegradasi. Zat aktiflah yang menyebabkan seduhan asam kumbang alias rosela berwarna merah. Jadi, warna merah hilang, khasiatnya pun lenyap.

Minuman rosela yang dibuat dari kelopak kering rosella, jumlah senyawa aktif rosela yang berupa senyawa fenolik yang dapat berfungsi sebagai senyawa antioksidan mencapai 23,10 mg/g bobot kering. Aktivitas antioksidan yang terukur dengan senyawa trolox mencapai 5.308,64 mM trolox/g bobot kering. Jumlah itu 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing yang aktivitas antioksidannya 1.364,88 mM trolox/g kering. ‘Adanya antioksidan rosela seperti gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak,’ kata mahasiswa program doktor IPB itu.
Antikanker

Khasiat oseille rouge-rosela dalam bahasa Perancis-menghambat pertumbuhan sel kanker telah dibuktikan oleh De-Xing Hou di Jepang. Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, itu menemukan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol.

‘Antioksidan rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron,’ kata Didah. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.

Chau-Jong Wang, dari College of Medicine, Chung Shan Medical University, Taichung, Taiwan menemukan khasiat lain rosela. Hasil penelitiannya ekstrak rosela kering yang dibuat sirup, melindungi liver tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida (CCl4), perusak hati. Setelah diberikan 1-5% rosela selama 9 minggu, kerusakan hati seperti steasis dan fi brosis turun secara signifikan.
Minuman kesehatan

Untuk membuat seduhan the vinagreira-rosela dalam bahasa Portugis-mudah. Bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. Di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal-disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’ itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.

Sedangkan di Mesir, Afrika Barat, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, Afrika Timur, karkadeh-sebutan rosela di Sudan-menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk.
Serat

Penduduk Meksiko percaya rosela berkhasiat menurunkan bobot tubuh. Penelitiannya dilakukan Francisco J Alarcon-Aguilar dari Universidad Autónoma Metropolitana Iztapalapa, Meksiko. Sebanyak 120 mg ekstrak rosela yang mengandung 33,64 mg total antosianin diberikan selama 60 hari terhadap tikus gemuk berbobot 45 gram; normalnya 20 gram.

Hasilnya, konsumsi rosela terbukti menurunkan bobot tubuh pada tikus berbobot lebih dan meningkatkan asupan cairan ion ke tubuh. Penurunan lainnya terlihat pada trigliserida dan kolesterol jahat.

Penelitian efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sáyago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago quimbombo chino-sebutan rosela di Spanyol-mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak.

Khasiat rosela memang beragam. Namun, hati-hati sebab tak semua orang bisa mengkonsumsinya. ‘Keasamannya mencapai 3,14, untuk pengidap mag kemungkinan berefek merugikan,’ kata Didah. (Vina Fitriani).



1 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...